Engkaulah cawan cintaku
Kutitip rindu aroma hangat harum kepulan
Jemputlah Si Hitam Manis dengan senyum di bibir beningmu
Hitam dalam beningmu
Kuaduk kasih tulus penuh harap
Kuingin segera merengkuhmu
Melumat hitam di bibirmu yang ranum.
Nafas ini terus menggebu terasa dahaga tak lagi hendak surut
Duh, Lidah belum kuasa menahan gejolak panasmu
Kunanti kehangatan, biar manismu bertaut hitam di beningnya air
Sungguh aku tak sabar…………
Bibirku kehempaskan kebibirmu. Kuserumput dalam-dalam. Kuserap saripati kasihmu
Hangat begitu nikmat.
Aroma dalam cawanmu, menghentakku lunglai
Mengiring khayal mengangkasa
Melejit menghujan ke jantung bumi
Aku masih berpijak
dan logikapun terpaut di awan-awan
******
Engkaulah Si Hitam Manis
Kopi terbaik dari hijaunya pegunungan dingin
Kutuang dalam cawan gelas putih bening
Dan telah kupahatkan nama mu di hatiku
“KOPI A'Dengka BANYORANG”
Bantaeng, 11 Oktober 2010
——————-
Kudedikasikan buat sahabat Kopisianer, seperti Nurazis Wadyanto, “Sore dan Kopi” Rahmi Hafizah “Cita Rasa Kopi”, Wibisono Tegar “Kopi Aroma Lintas Generasi….”, Budi Van Boil “Kopi Fiksi dan Aku” , dan Meli Indie, “Puisi Mini tentang Cinta Seja dan Secangkir Kopi”, Serta semua yang telah terkapar jatuh hati dengan kopi.
——————-
Sumber Foto: Selain INI, Dokumentasi Pribadi
Tulisan ini juga di terbitkan di Kompasina